Ketika saya lagi asik baca postingan di media sosial, saya mendapati temen saya berbagi tautan. Kira-kira beginilah isinya:
"KITA, ORANGTUA YANG
TERGESA-GESA DAN SUKA MEMAKSA"
(Konteks Parenting) - yws
Anak 1, TK-B usia 5 tahun,
ditolak masuk SD karena kurang umur.
"Bu, tolong anak saya dipsikotes, umurnya
masih kurang untuk masuk SD jadi peraturan dari sekolah meminta supaya anaknya
psikotes dulu. Tolong ya bu, gimana caranya hasil psikotesnya dibuat supaya
anak saya bisa masuk SD."
Anak 2, SMP kelas 3, akan
masuk SMA.
"Bu, penjurusan di SMA sekarang mulai kelas 1. Saya maunya anak saya masuk
IPA bu, supaya nanti bisa ambil kedokteran seperti saya. Tolong anak saya
diberi tahu bagaimana caranya menjawab psikotes supaya dia masuk jurusan IPA.
Kalau dia tidak masuk IPA, saya akan pindahkan anak saya ke sekolah lain.
Anak 3, TK A usia 4 tahun,
makan disuapi sambil main ayunan di halaman TK-nya
"Lulus TK, anak saya harus sudah hafal surat-surat pendek di Juz
Amma"
Anak 4, Balita perempuan,
menangis meronta dalam gendongan, wajahnya merah, kulit dahinya biang keringat.
"Perempuan itu wajib menutup aurat. Anak saya harus pakai jilbab sejak
kecil supaya terbiasa, jadi ketika sudah besar tidak canggung lagi"
Anak 5, SD kelas 2, sangat
cerdas.
"Saya ingin anak saya masuk kelas akselerasi, jadi SD bisa 5 tahun, SMP 2
tahun, SMA 2 tahun. Dia bisa jadi sarjana sebelum usia 20 tahun. Dan bisa
segera bekerja ..."
Anak 6, mengikuti les
privat pelajaran.
"Anak saya harus lebih dulu belajar materi pelajaran yang diberikan oleh
gurunya. Sekalipun gurunya belum mengajarkan. Jadi waktu guru mengajar dia
sudah tahu dan bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan guru lebih cepat dari
kawan-kawannya. Saya juga membelikan buku pelajaran kelas 6 meskipun anak saya
masih kelas 5."
Anak 7, bayi usia 2 bulan.
"Saya sudah kasih pisang bu, biar pencernaannya kuat."
Anak 8, bayi usia 8 bulan.
"Saya belikan baby walker untuk anak saya supaya dia bisa cepat
berjalan."
..... dan banyak
kasus-kasus lainnya
--------
Saya menemukan cukup banyak
orangtua yang begitu tergesa-gesa. Baik dalam bentuk memaksa anaknya masuk
sekolah lebih cepat, menyelesaikan sekolah lebih cepat. Atau memaksa anak
menguasai pengetahuan atau ketrampilan tertentu sebelum waktunya.
Para orangtua ini seperti
"dikejar-kejar sesuatu yang tidak jelas" dan merasa anak mereka harus
paling dulu. Mereka cemas ketika ada anak lain yang sudah bisa bicara lebih dulu,
berjalan lebih dulu, menguasai pelajaran lebih dulu, bahkan memiliki ranking
lebih tinggi dari anaknya.
Sayangnya, anak-anak yang
cedera hatinya lebih banyak muncul dari tipe orangtua yang tergesa-gesa seperti
ini ... frown emotikon
Orangtua seperti ini
seringkali masih memiliki "unfinished bussiness" misalnya berupa
keinginan yang tidak tercapai di masa lalu, dan melimpahkan keinginannya
tersebut pada anaknya ....
-----------------
*Pertumbuhan dan
perkembangan anak perlu dilakukan secara seimbang, sesuai dengan tahapan
usianya. Cepat di satu aspek, misalnya cepat memahami pelajaran, bukan berarti
bahwa semua aspek perkembangan lainnya juga sama cepatnya.
Yeti Widiati S. 140715