Karawang dilanda krisis air tanah - Karawang Mulai Kekeringan, Krisis Air Bersih Mulai Meluas, Warga Telukjambe ngebor sumur untuk mendapat air bersih yang mulai berkurangakibat kekeringan.

TELUKJAMBE, Krisis air bersih makin terus meluas. Warga di beberapa desa di wilayah Kecamatan Telukjambe Barat dalam beberapa hari terakhir kesulitan mendapatkan air untuk kebutuhan mandi maupun sebagai air minum. Masalahnya, sumur-sumur pompa yang dimiliki warga tidak lagi bisa disedot oleh mesim pompa bermesin kecil. Makanya warga mencoba cara lain dengan mengebor kembali lubang sumber air bawah tanahnya hingga menambah beberapa meter kedalamannya. "Sudah dua kali mengebor sumur menambah pipa, air belum berhasil disedot mesin pompa. Ini jelas, permukaan air makin turun selama kemarau berlangsung. Makanya saya coba mengganti mesin pompa berkekuatan lebih besar. Ya sejenis jetpam. Mudah-mudahan kali ini berhasil mendapatkan air bersih. Kalau untuk cuci pakaian, sementara waktu kita terpaksa mengambil air keruh di sekunder yang debit airnya juga makin turun. Hanya perlu beberapa jam agar kotorannya larut dulu. Jika tidak begitu, kita benar-benar tidak punya air bersih," ungkap salah seorang warga, Ma'mun Nawawi.

Sedangkan kebutuhan air minum, kata dia, warga pun memaksakan diri membeli air mineral isi ulang. Kondisi ini, menurutnya, pengeluaran biaya hidup makin bertambah. Setidaknya, dalam satu hari rata-rata warga membeli air mineral isi ulang sampai dua galon dengan harga per galon Rp 5 ribu. Belum lagi, ketika tanaman padi petani yang baru berusia satu bulan tidak bisa dipanen akibat mati kekeringan. Untuk melanjutkan tanam pun, sebut Ma'mun, tidak memungkinkan sebelum air kembali mengalir di saluran-saluransekunder.

Krisis air bersih melanda pula perkampungan warga di sepanjang jalur Badami-Loji. Menurut warga setempat, Benny Fathurrahman, hampir mayoritas permukaan air sumur-sumur bawah tanah mengalami penurunan. Akibatnya, air sulit didapat. Kondisi sebaliknya yang dirasakan warga adalah makin suburnya debu-debu berterbangan dari kerusakan jalan yang hingga kini belum dapat dipastikan kapan mulai diperbaiki oleh pemerintah. "Dikala air bersih sedang rawan, debu dari jalan yang padat oleh arus kendaraan berat malah makin banyak. Maka lengkaplah penderitaan kami," keluh Benny.

Sementara itu, bagi warga di wilayah Kecamatan Ciampel, kendati krisi air bersih mulai melanda, belum terlalu meluas. Masih sekitar 60 persen perkampungan di daerah yang dekat dengan kawasan industri ini mendapatkan pasokan air bersih. Sebab mereka sudah cukup lama terlayani jaringan PDAM. Hanya 40 persen di antaranya tetap mengandalkan sumber-sumber air bawah tanah. Sumur-sumur warga hingga kini belum terlalu kering. Kalau pun permukaan air berkurang, setidaknya kebutuhan mandi dan air minum tidak begitu parah.

Terutama di Desa Kutapohaci, kebutuhan air bersih tetap teratasi. Begitu pula kebutuhan bagi pengairan sawah masih tersedia, walau pun tidak maksimal.
Namun pengakuan dari salah seorang warga di sana mengaku, bahwa krisis air bersih mulai terjadidi perkampungannya. Kata dia, warga yang tinggal cukup jauh dari saluran irigasi terpaksa harus mencari air ke sumber-sumber air terdekat. Karena di perkampungan yang tanahnya tandus cukup sulit menemukan mata air.

Sumber: mistiknews.tk

Pada akhirnya kembali kepada pemerintah daerah, bagaimana mengatasi krisis air tanah , sehingga mampu menanggulangi bahaya kekurangan air bersih bagi masyarakat Karawang.
 
Top